ak sering terancam rasaku sendiri, seperti akan mengiris hidup hari ini,mengunci hurufku untuk teriak seperti hal yg bermesraan dengan logika bagikumeski telah tercabik segala nyata yg bersembunyi tak ingin menyanyi ak hampirjadi cacat tersisih. tapi inilah kerapuhan yg hampir permanen menajajah waktu,tanyamu adalah senyumanku, bukan tak berarti tapi sungkan untuk buatmu menjamahitiap pedih ini, ak benci perayaan air mata bersorak di tengah kita. bosan mencobasepertimu menjahit bahan untuk pijakanku karena setelah itu akan dicambuk tiapdosa dengan lalu yg menyesakkan malam,sama saja pedihnya beda karib terasa !menggoyahkan bungkamku seperti menyisakan nisan hitam belumut letih dan berkerakuntuk melepas seperti gemar yg membuncah. kamu tau ? lemahku digerogoti kematianterang untuk tiap rengkuhan, melelehkan ambang sisa yg terukur tak cukup menyelamatkankesehatan akal yg terpanah. ak benarbenar bosan mengubur peluhku, rintihanku,
pejamanku,menghelatiap makian seperti harga mati. jemu berdiskusi dengan lemah yg aku harus menjilati tangis melewatiak hanya butuh sedikit geraman, untuk menjadikan tulang berikutnya ketika ak tersungkur,memahat tiap jengkalnya tentang kekuatan, karena ketika kau berikan seperti menjelmanyawa selanjutnya.hanya perlu memaki ak tentang hidup dan mengikat lusuh layumaki ak sekerasmu hingga kelamku enggan mengisi tiap lembar dan cerah membungkus keadaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar